Oclock

Selasa, 01 Desember 2015

SEJARAH



DESA KATONGAN

 
Runtuhnya Kerajaan Besar Majapahit

Masuknya Agama Islam di Pulau Jawa kurang lebih pada tahun 1478.
Prabu Kertabumi berputra 4, diantaranya yang sangat terkenal ialah : 
1. R.Patah (Jimbuningrat)              : Kerajaan Demak Bintoro
2. Dayaningrat                              : Kerajaan Butuh
3.Bondan Kejawan                       : Kerajaan Gumandangin (Madiun)
4. R.Lembu Peteng (R.Katong)    : Kerajaan Ponorogo
 

R.Katong (penganut Hindu) bertentangan dengan ajaran Agama Islam (wali) yang dipelopori Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Dan terjadi peperangan R.Katong yang berusaha mendesak para wali. Dikarenakan pengikut para wali sangat banyak, maka R.Katong dan istri Raden Mas Ayu Kencana melarikan diri ke arah barat. Namun ditengah perjalanan R.Katong beserta istri dihadang oleh utusan para wali yaitu seorang punggawa Ponorogo bernama R.Suryo Ngalam (putra dari Prabu Rana Wijaya), sehingga terjadi peperangan di wilayah Nawangan, sehingga Mas Ayu Kencana wafat. Jenazah Mas Ayu Kencana di  bawa oleh R.Katong sampai di Donorejo dan dimakamkan di Donorejo.

R.Suryo Ngalam kembali menghadang para wali yang bermarkas di Desa Pagerwojo (sebelah selatan Gunung Wilis).

R.Katong kembali meneruskan perjalanan  ke barat bersama pengikutnya, sehingga sampailah di selatan Gunung Jati Saketi (Gunung Kukusan). Disitu R.Katong bersemedi di atas batu hitam ditengah hutan. Dan akhirnya mendapat wangsit dari Hyang Maha Agung agar R.Katong membuat petilasan. Sehingga petilasan tersebut menjadi sebuah tempat yang sangat baik, tanahnya subur dan airnya mengalir terus. Yang diberi nama “KATONGAN”. (mengabadikan nama R.Katong)

Pada saat ini Desa Katongan disebut sebagai Desa Budaya. Di Desa Katongan kebudayaan dilakukan dengan berbagai macam kegiatan. Macam-macam kegiatan yang diadakan diantaranya adalah kirab budaya, bersih desa, dan berbagai macam kegiatan lainnya yang menyangkut dengan kebudayaan. Saat ini penduduk di Desa Katongan berjumlah 5022 jiwa, diantaranya laki-laki berjumlah 2479 jiwa dan perempuan berjumlah 2550 jiwa. Sebagian besar agama yang dianut adalah agama Islam. Kegiatan keagamaan yang dilakukan yaitu setiap bulan Ramadhan yaitu Safari Tarwih dan Takbir Keliling. Sampai saat ini Desa Katongan digunakan sebagai tempat pencaharian warga masyarakat dan tanahnya digunakan sebagai lahan pertanian.